Masih terbayang suasana tadi malam di pelataran salah satu bioskop, dekat tempat dimana saya mendedikasikan diri, menyalurkan hobby sekaligus juga belajar, tempat dimana saya juga mencari makan. Hari semakin malam namun tak nampak muka lelah dan ngantuk dari orang-orang yang berjejalan menunggui para usher membukakan pintu. Kegelisahan pun memuncak ketika jarum jam melebihi dari batas waktu yang dijadwalkan. Mmm…baru kali ini ngaret seperti biasanya. Waktu dimana anak-anak kecil sudah harus terbaring di tempat tidur dan tentu saja aktivitas yang dilakukan ya tidur. Riuh ramai suara candaan dan tawa para anak kecil ditemani para ibu dan bapaknya yang sudah siap siaga menembus lorong pertahanan medan juang, maklum saya saja hampir takut jatuh terseret seret, takut menjadi korban seperti kasus di pasuruan (huee..). Spirit yang begitu tinggi untuk menonton film laskar pelangi.
Bisa dikatakan setahun belakangan ini semua orang atau masyarakat Indonesia ramai membicarakan dan sedang menggandrungi fenomena novel laskar pelangi dan tetraloginya. Awalnya sekitar Desember 2007 saya mendapatkan novel itu dari hasil saya merampas kepunyaan teman saya, seorang pemilik percetakan langganan ex kantor saya (padahal dia sama sekali belum membacanya, tapi dia mah sudah biasa sama saya hehe..soalnya saya setiap main ke percetakannya karena langganan, bikin pesenan ini itu, selalu aja saya minta buku yang dia terbitin atau buku apa aja, yg penting gratis…bari maksa huehe.. ya sama2 untung lah huehehe..).
Masih hawar-hawar blom banyak ramai dibicarakan (kitu bahasa malaysia na mah n_n) tentang popularitas novel laskar pelangi. Baru promosi words by mouth saja. And then, weis ora nyana, akibat di ekspos dan ditayangin di kick andy semua orang yang menontonnya terkesima, tersihir dan tentu saja tergila-gila teraddicted segala sesuatu tentang laskar pelangi dan penasaran bagaimana sosok seorang Andrea Hirata itu. Hingga berkali-kali tayangan serupa di putar ulang. Bahkan segala info, blog serta diskusi bedah buku banyak di gelar disana-sini.
Apa yang membuat kebanyakan orang terjangkiti virus itu??. Saya membaca salah satu berita yang isinya tentang “banyaknya kaum pendidik dan pengajar baik di desa maupun di kota menjadi suatu hal keharusan dan kewajiban bagi mereka, untuk membaca dan membelinya” (red-novel laskar pelangi), bahkan ada seorang Ibu rela menjual baju lebarannya demi untuk membeli novel laskar pelangi, dan masih banyak cerita-cerita pengorbanan-pengorbanan lainnya demi mendapatkan novel laskar pelangi….wah…
Ya..!, isi bacaan yang terkandung dalam novel itu memberikan sesuatu yang menggugah hati kita, menyadarkan diri kita, memberikan inspirasi bagi kita, serta membangkitkan kekuatan semangat dan spirit, dan keyakinan akan potensi diri, tentu penghargaan atas kehidupan seorang manusia dan indahnya kekayaan alam Indonesia.
Ya!.. kini kita telah menyadarinya, kita membutuhkan suatu pencerahan, perubahan dari segala keterpurukan, kemiskinan, penderitaan, kebodohan, untuk lebih smart life, memberikan vitamin cinta kasih sayang terhadap sesama yang membutuhkan, tanpa kita sadar selama ini kita adalah korban pencekokkan program mistisme semu, cinta semu, persahabatan semu dan kita mabuk dalam kekerasan, mabuk politik. Kita tidak suka lagi pada bunga karena kita lebih menyukai bunga uang dan uang yang berbunga-bunga (like what? Huehehe..)
Kalau iibaratkan..
Tiada lagi pelangi agung dihati
Tiada lagi gemericik air sunyi
Tidak lagi kita mendengar deru angin jauh
Hilang Makna Punah Bijak
Tidak mengkritisi soal film laskar pelangi dari segi keuntungan financial hasil penjualan tiket ataupun kritik soal kualitas gambar, sudut pandang maupun alur cerita di film. Saya tetap salute atas tekad dan semangat juang kreatifitas para lakon (produser, sutradara,dsb) terbukti selama 4 hari saja di putar di bioskop sudah menyedot angka 500 ribu penonton (best movie of the year, rekor tertinggi selama perfilman di Indonesia, tutur Riri Riza pada wawancaranya di SCTV).
Itu membuktikan tingginya apresiasi dari berbagai kalangan, ya memang mungkin saja karena penasaran ingin melihat film dari cerita novel best seller yang sampai saat ini sudah sekitar 600 ribu pembaca (sepertinya belum termasuk pembeli bajakan atau baca gratis hehe.. n_n ).
Ya, itulah kelebihan yang dimiliki media visual dan media inilah yang paling efektif sebagai media kampanye dan propaganda pendidikan. Hal tersebut dicoba diracik dan di tawarkan dan mau ga mau, bagus ga bagus, dipaksa dan harus diterima oleh khalayak… dan Alhamdulillah menuai hasil menjadi pentransformer value yang baik, tidak mengurangi value yang ada di novel. Bahkan mampu menunjukkan dan melukiskan keindahan alam balitong/Belitung, yang mungkin dapat membantu orang yang belum mengetahui keindahan Belitung, juga tradisi kebudayaan setempat serta dapat membantu orang yang kurang dalam kecerdasan visual. (mungkin saja berikutnya Belitung akan menjadi salah satu tempat sasaran tujuan rekreasi kebanyakan orang, menyaingi pantai-pantai di Bali ataupun ada lembaga yang mau membuka program perjalanan napak tilas tokoh laskar pelangi hehe…seperti program di salah satu surat kabar “R….” napak tilas perjalanan wilayah tempat-tempat di Kairo Mesir suatu novel…. = film …? huehe..) .
Selain itu pula kelebihan suatu film dapat membantu suatu model peluru langsung menembak dan menembus massa lebih banyak serta membantu orang-orang yang kesulitan dalam membaca buku. Meskipun memang saya masih juga terheran-heran kenapa ya para pemain film tersebut bukan pemain film original alias aktor baru di dunia perfilman (bosen .., emang ada beberapa para pemain utama masih pemain lama dan itu-itu terus aja disemua film,, borongan ya mas??, n_n ) but tetep salut untuk 10 anak pemain laskar pelangi yang terseleksi dari hasil audisi 3000 anak sebelumnya dan sudah cukup baik dalam penghayatan peran.
Tak rugi kita menyisihkan 15 ribu rupiah saja jauh lebih murah untuk mendapatkan ilmu motivasi yang jika kita ikut satu kali pelatihan motivasi harganya mencapai jutaan rupiah.
Values
Kita tidak bisa lepas dari yang namanya spirit karena spirit selalu memberikan energi pada gerak langkah kita (Don’t touch anything without spirit)… spirit adalah langkah awal menuju keyakinan dan sikap. Bukan menuju kepada samudera hiperealitas atau serba instan dengan memutar akal dan otak sehingga menjadi mesin dunia semu.
Keterbatasan sarana prasarana, fasilitas dan biaya tidak menjadikan para anak yang berprestasi contohnya anak-anak yang pernah terekspose di program acara Permataku Bangsaku (Metro TV) kehilangan semangat atau pantang menyerah justru sebaliknya menjadi pemacu semangat jiwa bagi mereka.
Seorang yang bernama George Saa bintang Fisika dari Papua yang beberapa kali meraih penghargaan emas dari olimpiade fisika dan kimia internasional dan masih banyak lagi anak negeri yang tumbuh dari latar belakang keluarga sederhana dengan keterbatasan fasilitas, sarana, dan biaya namun memiliki tekad yang kuat untuk terus maju dan tumbuh menjadi yang terbaik.
Apalagi yang Perlu Kita Bantu?…
Mari kita sama-sama melihat lagi dan mengkaji UUD 1945 yang menjadi pedoman hak dan kewajiban dalam kehidupan kewarganegaraan berbangsa dan bernegara
· Pasal 31 UUD 1945 yang telah diamandemen, yang menyatakan:
1. Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan
2. Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya
3. Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.
4. Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional.
5. Pendidikan memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia.
· Bunyi Pasal 31 UUD 1945 tersebut kemudian diperjelas lagi dalam UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas). Pasal 5 UU Sisdiknas tersebut menyatakan:
1. Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu.
2. Warga negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan/atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus.
3. Warga negara di daerah terpencil atau terbelakang serta masyarakat adat yang terpencil berhak memperoleh pendidikan layanan khusus.
4. Warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus.
5. Setiap warga Negara berhak mendapatkan kesempatan meningkatan pendidikan sepanjang hayat.
Kemudian didalam Al Qur’an, kata ilmu dan kata-kata jadianya di gunakan lebih dari 780 kali, ini bermakna bahwa ajaran Islam sebagaimana tercermin dari Al Qur’an sangat kental dengan nuansa-nuansa yang berkaitan dengan ilmu, sehingga dapat menjadi ciri penting dari agama Islam sebagaimana dikemukakan oleh Dr Mahadi Ghulsyani (1995 : 39) sebagai berikut :
‘’Salah satu ciri yang membedakan Islam dengan yang lainnya adalah penekanannya terhadap masalah ilmu (sains), Al quran dan Al –sunah mengajak kaum muslim untuk mencari dan mendapatkan Ilmu dan kearifan , serta menempatkan orang-orang yang berpengetahuan pada derajat tinggi’’
Alloh SWT berfirman dalam Al- Qur’an surat AL Mujadalah ayat 11 yang artinya:
“ALLoh meninggikan beberapa derajat (tingkatan) orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang yang berilmu (diberi ilmu pengetahuan) dan Alloh maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”
Ayat di atas dengan jelas menunjukan bahwa orang yang beriman dan berilmu akan memperoleh kedudukan yang tinggi. Keimanan yang dimiliki seseorang akan menjadi pendorong untuk menuntut Ilmu, dan Ilmu yang dimiliki seseorang akan membuat dia sadar betapa kecilnya manusia dihadapan Alloh, sehingga akan tumbuh rasa kepada Alloh bila melakukan hal-hal yang dilarangnya, hal ini sejalan dengan firman Alloh:
“sesungguhnya yang takut kepada allah diantara hamba –hambanya hanyaklah ulama (orang berilmu) ; (surat faatir:28)
Hadits yang memuat hal yang sama, seperti
“Carilah ilmu walai sampai ke negri Cina ,karena sesungguhnya menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim’”(hadis riwayat Baihaqi).
“Carilah ilmu walau sampai ke negeri cina, karena sesungguhnya menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim . sesungguhnya Malaikat akan meletakan sayapnya bagi penuntut ilmu karena rela atas apa yang dia tuntut “(hadist riwayat Ibnu Abdil Bar).
Tentu saja apa yang harus kita lakukan sekarang adalah memanfaatkan apa yang kita miliki dengan segala potensinya untuk kita perbuat.
Karena kesadaran memang tidak akan lahir dengan sendirinya, harus ada seseorang yang memberikan dorongan serta membantu. Kita sudah tau manusia tidak bisa hidup sendiri, manusia butuh pertolongan, pijakan dan perlindungan. Mulailah dan marilah kita bersama-sama dekatkan diri kita kepada ikatan batin pendidikan diri sendiri dan untuk sesama. Karena sebelum keikhlasan teruji dan ternilai, sesuatu niat baik adalah pintu gerbang menuju kebajikan.
Suatu agenda setting yang menjadi bahan pengamatan dan harus menjadi program nomor satu yang harus dijalankan pada Pemerintahan periode selanjutnya, untuk dapat lebih baik dalam memperbaiki serta meningkatkan kedudukan harga diri dan harkat martabat bangsanya. Serta di awali pembekalan spirit ilmu jiwa kebajikan, pada diri masing-masing pemimpin-pemimpin pelaku pemerintahan dan para pemimpin sektor bidang pendidikan, (coz you know, before you leading or to be a leader, you should know your self, and then know others, and the last, know world!!).
This Message to
Beribu-ribu terimakasih dan syukur atas kesempatan, peluang, waktu dan biaya, semua berkah yang telah di berikan-Nya serta kepada kedua orang tua yang mungkin hanya bisa mewariskan sesuatu itu namun bagi saya tak ternilai, sangat-sangat lebih bernilai melebihi materi semata adalah ilmu pendidikan. ( semoga menjadi manfaat dan barakah bagi diri pribadi dan semua, amiin..).
And the last to…
saudara-saudara dekat saya di Kota C yang hingga kini masih belum menyadari dan disadarkan dengan segala kemampuan yang telah dimilikinya, diperolehnya dengan berbagai fasilitas yang dimiliki, sarana, waktu dan biaya untuk mengenyam rasa ilmu pendidikan bagi dirinya sendiri, bagi pribadi dirinya. Semoga saja semua di atas dapat memberikan spirit untuk terus menggelinding dalam roda putaran. Karena roda putaran itu adalah penyeimbang cakram kehidupan ketika tekanan angin terus menerpa. (Wallahu’alam).
Where there is a will, there is a way….
05102008 15:30 WIB